Bismillah.
What do you think if you 'fall'
from high position?
Jatuh, bukan artian sebenarnya.
Ketika lu adalah orang yang bisa ini, bisa itu, ahli ini, ahli itu. Ketika lu
selalu teratas dalam suatu/ berbagai hal, maka lu perlu jatuh.
Seringkali kita merasa saat kita
lagi jatuh itu, saat biasanya hukum –gue-selalu-bisa-mendapatkan-apa-yang-gue-mau
ga lagi berlaku, kita langsung minder. Down. Ngedrop. Berasa gak punya apa-apa.
Gak bisa apa-apa.
Langsung ngerasa, katakanlah, “Oh
ternyata gue gabisa. Seorang gue coy! Gue! Seorang gue dikalahin! Punya apa gue
punya apaa… Oh Tuhaaan”. Lebay over. Haha. Tapi gak jauh-jauh lah dari itu. Contohnya
aja nih, seorang anak yang nilainya selalu 100, 90, serendah-rendahnya 85 itupun
jaarang beut, sebuat aja T (Tata haha AMIN). Ketika si T dapet nilai 80 aja,
apa yang dia rasain?
Mental dia belum terasah buat di
posisi bawah. Maka sekalinya dia dibawah, dia langsung tekapar~ #ea. Mindset dia
langsung keruh. Negatif. Ah udahlah, gue yang biasanya bisa aja dah gabisa. Gitu.
Padahal kalo dia terus belajar aja, nilai dia bisa kedongkrak lagi. Padahal ya,
inilah kehidupan. Kadang diatas, kadang dibawah. Kadang pasang, kadang surut. Kadang
hitam, kadang putih. Ya gak? Dunia ini gak sebatas ruang lingkup kehidupan lu
doang! Jenjang atas itu lebih keras dan masih panjang. Kalo lu terus-terusan
belum terbiasa dan gak kuat berada di posisi bawah, gimana lu bisa bertahan
nanti? Gitu tuh. Azek.